Profil Madrasah

Identitas Madrasah

VISI, MISI DAN TUJUAN MADRASAH

VISI MADRASAH

Terwujudnya Madrasah inovatif, inklusif, ramah anak untuk menghasilkan generasi unggul, terampil selaras antara IMTAQ dan IPTEK, serta berbudaya lingkungan

MISI MADRASAH

1. Menyediakan Pendidikan Berkualitas
   • Mengembangkan kurikulum yang mengintegrasikan nilai-nilai Islam (IMTAQ) dengan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK).
   • Meningkatkan kualitas kegiatan keagamaan agar peserta didik istiqomah dalam pengamalan ajaran islam
   • Memastikan pembelajaran berbasis kompetensi untuk mempersiapkan peserta didik menghadapi tantangan global.
   • Membentuk peserta didik memiliki profil pelajar Pancasila dan pelajar Rahmatan Lil ‘Alamin
2. Menyelenggarakan Lingkungan Belajar Ramah Anak
   • Menciptakan suasana belajar yang aman, inklusif, dan mendukung perkembangan potensi peserta didik.
   • Menyediakan fasilitas pendidikan untuk semua peserta didik.
   • Melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi.
3. Memasyarakatkan Budaya Lingkungan
   • Mengintegrasikan pendidikan lingkungan hidup (Adiwiyata) dalam seluruh aspek kegiatan madrasah.
   • Meningkatkan kesadaran dan tindakan peserta didik untuk berbudaya lingkungan.
4. Mengembangkan Keterampilan dan Bakat
   • Menyediakan program pengembangan keterampilan praktis dan kreatif untuk membantu peserta didik mengeksplorasi potensi diri.
   • Memfasilitasi pembelajaran yang responsif terhadap kebutuhan peserta didik.
   • Meningkatkan jiwa kemandirian dan intrepreneur peserta didik
5. Berperan Aktif dalam Komunitas
   • Menjadi agen perubahan positif dalam komunitas lokal dengan berkolaborasi dan berbagi pengetahuan.
   • Membangun kemitraan yang kuat dengan keluarga peserta didik, stakeholder, dan masyarakat luas untuk mendukung perkembangan potensi peserta didik.
   • Memiliki loyalitas yang tinggi terhadap madrasah.

TUJUAN MADRASAH

1. Mengembangkan Generasi Unggul
   • Memastikan bahwa setiap peserta didik memiliki potensi untuk mencapai prestasi yang maksimal dalam bidang akademik, keterampilan, dan kepribadian.
2. Menyelenggarakan Pendidikan yang Inovatif
   • Mengintegrasikan metode pembelajaran yang inovatif dan teknologi dalam proses pendidikan untuk meningkatkan daya saing peserta didik di era global.
3. Menjadi Madrasah Inklusif
   • Menciptakan lingkungan belajar yang inklusif, menghargai keberagaman, dan memastikan setiap peserta didik merasa diterima dan dihargai.
4. Menyediakan Lingkungan Ramah Anak
   • Membangun suasana belajar yang aman, mendukung, dan memotivasi peserta didik untuk mencapai potensi maksimal mereka dalam suasana yang positif dan mendukung.
5. Mengintegrasikan IMTAQ dan IPTEK
   • Menggabungkan pendidikan agama dan moral (IMTAQ) dengan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) untuk mempersiapkan peserta didik menjadi individu yang kompeten secara spiritual dan intelektual.
6. Mendorong Keterampilan Berbudaya Lingkungan
   • Menumbuhkan kesadaran lingkungan dan tanggung jawab sosial di antara peserta didik, serta mendorong mereka untuk berperan aktif dalam menjaga keberlanjutan lingkungan.

Sejarah Madarasah

Berdirinya MAN 3 Madiun dilatar belakangi oleh adanya pemikiran membuka pendidikan yang bersifat atau bercirikan Islami untuk jejang pendidikan tingkat  atas didesa Doho dengan konsep Madrasah Terpadu (jenjang pendidikan dasar / MIN Doho, jenjang pendidikan menengah pertama /MTsN Doho dan jenjang pendidikan menengah atas /MAN Doho) dengan pertimbangan dari aspek fisiologis dan sosiologis :

1. Desa Doho bermasyarakat Agamis dengan mayoritas agama islam dan peradaban masyarakat maju.
2. Adanya 2 (dua) Madrasah Tsanawiyah  di desa Doho sendiri yaitu MTsN Doho

dan MTs PSM Doho

3. Di Desa Doho ada 2 MIS, yaitu MI Darul Ulum dan MI Mambaul Hikmah
4. Di Desa Doho ada Madrasah Diniyah yang keduanya sangat potensial dalam pengembangan Agama Islam.

Dengan modal tamatan madrasah dan sekolah tersebut diatas perlu adanya wadah pendidikan terpadu guna menampung tamatan tersebut dan berlokasi diatas desa Doho juga. Hal itu disampaikan Bupati Kepala Daerah TK.II Madiun pada peresmiaan gedung MTsN Doho Dolopo Madiun pada waktu itu.

Himbauan Bupati ditindak lanjuti oleh Bapak Wasit,SH (Kepala MTsN Doho), dan Bapak Badjuri, BA (guru MTsN Doho). Pada tanggal 1 maret 1987 diadakan pertemuaan pertama dengan menghadirkan tokoh-tokoh  masyarakat, tokoh pendidikan dari kecamatan Dolopo, Kebonsari  dan Dagangan yang pada akhirnya memutuskan bahwa di Desa Doho perlu didirikan Madrasah Aliyah dan diusahakan bersetatus filial (kelas jauh).

Tanggal 4 April 1987 diadakan pertemuaan kedua yang sekaligus ditetapkan sebagai tanggal berdirinya  Madrasah Aliyah Persiapan Fillial di Desa Doho Dolopo.

Kunjungan Direktur Jenderal Binbaga Islam bersama Kepala Seksi Madrasah Aliyah pada Kantor Wilayah Departemen Agama Provinsi Jawa Timur, Kakandepag Kab. Madiun serta pengawas Penda Islam pada waktu itu sungguh suatu dorongan moral yang sangat luar biasa. Setelah usulan fillial dirasa cukup, maka langsung diteruskan ke Departemen Agama RI melalui Kandepag Kab. Madiun dan Kanwil Prov. Jatim. Keputusan Dirjen Binbaga Islam No. Kep/103/103/E/1987, tgl. 23 Desember 1987 nama Madrasah ini resmi menjadi Madrasah Aliyah Negeri Ponorogo Fillial di Doho Dolopo Madiun,

Akhirnya sesuai Keputusan Menteri Agama RI Nomer 107 tahun 1997, tanggal 17 Maret 1997 mengakhiri status filial menjadi Negeri penuh dengan nama Madrasah Aliyah Negeri Dolopo yang terletak di jalan Sarwo Husodo 332 Desa Doho, Kec.Dolopo, Kab. Madiun dan sebagai Kepala Madrasah adalah Bapak Badjuri.BA.

Pada tahun 1998, dimulailah tatanan dan standart normatif baru, dari yg sebelumnya fillial secara administratif mengikuti dan menindaklanjuti  kebijakan Madrasah induk, dengan sudah menjadi Madrasah induk atau mandiri mulai mendapat tenaga pendidik dan tenaga kependidikan  negeri (PNS) dari Kantor Departemen Agama Kabupaten Madiun mulai dari guru bidang studi, tenaga KaUr TU, Bendaharawan dan staf pelaksana kesekretariatan.

Setelah status Madrasah Aliyah Negeri berjalan selama kurun waktu 3 (tiga) tahun, konsep Madrasah terpadu didesa Doho nampaknya kurang bisa terwujud karena aspek pengadaan tanah untuk pengembangan tidak bisa terealisasi apalagi fisik bangunan gedung belajar mengajar masih pinjam pakai bekas gedung diniyah. Maka pada tahun 2000 melalui proses musyawarah mufakat tim kecil (terbatas) antara Kepala Madrasah (Badjuri,BA) dan Bendaharawan (Mujahidin,S.Sos,MSi) disepakati relokasi ke desa Glonggong Kecamatan Dolopo dengan pertimbangan : (Pertama),  Bapak Badjuri yang berdomisili didesa Glonggong selaku ketua Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa (LKMD) desa Glonggong memiliki kedekatan emosional dengan Kades Desa Glonggong. (Kedua) Telah disepakati antara Kades Desa Glonggong dengan Bapak Badjuri dan Mujahidin, disediakan tanah yang strategis lokasinya seluas 2000 meter persegi dipinggir jalan raya Ponorogo-Madiun milik Kades Glonggong dan pada tahun itu juga mendapat anggaran pembangunan /ASFI dari Kanwil Departemen Agama Prop.Jatim sebesar Rp.98.000.000,- diwujudkan 4(empat) ruang kelas baru walaupun bahan-bahan bangunannya sederhana.(Ketiga) Perubahan nama MAN Doho menjadi MAN Dolopo dari aspek cakupan teritorial wilayah dan kelayakan rekrutmen input calon peserta didik/siswa baru.

Maka pada tahun 2001 dimulailah relokasi MAN Doho kedesa Glonggong dengan nama  MAN Dolopo, dilanjut konsep penataan lay out tata letak tempat kerja Kantor Tata Usaha sementara menempati ruang tamu rumah Bapak Badjuri,BA selama 3(tiga) tahun yang lokasinya hanya 20 meter dari gedung baru,  kegiatan belajar mengajar di gedung baru desa Glonggong  dengan 4 (empat) ruang kelasnya,  sebagian sisanya masih menempati gedung lama pinjam pakai di desa Doho. Dengan konsep Dwi Tunggal antara Kamad Badjuri,BA dengan Mujahidin,S.Sos,Msi selanjutnya sebagai Ka.Ur.TU MAN Dolopo disepakati pembagian kerja tambahan untuk urusan internal mulai Pemdes dan masyarakat desa Glonggong sampai dengan Kantor Departemen Agama Kab.Madiun urusan Bapak Badjuri,BA dan urusan eksternal mulai dari Kanwil Departemen Agama Prop.Jatim sampai dengan Depag.Pusat menjadi urusan Mujahidin,S.Sos,Msi dalam rangka percepatan pembebasan tanah dan bangunan fisik ruang kelas, laboratorium, kantor dan lainnya sarana pendukung Madrasah dengan membuat Renstra Madrasah jangka menengah dan jangka panjang. Alhamdulillah sampai dengan tahun 2005 pada saat terakhir masa kinerja Bapak Badjuri,BA (Pensiun), telah terealisasi pengadaa tanah baru seluas 7.081 meter persegi, 1 ruang Kamad berAC,1 bangunan ruang Tata Usaha ber-AC dan kelengkapan alat kinerjanya, 1 ruangan besar untuk tenaga pendidik, 11 bangunan ruang kelas baru, 1 gedung laboratorium bahasa dan isi perangkatnya, 1 gedung laboratorium kimia dan isi perangkatnya, 1 gedung perpustakaan dan koleksi bukunya. Selain itu yang tidak kalah spektakuler ikhtiar dwi tunggal (Badjuri,BA dan Mujahidin,Msi) berhasil menuntaskan semua GTT dan PTT tanpa tertinggal satupun yang terekrut dalam data basse CPNS menjadi PNS, serta satu –satunya/pertama kali  Madrasah Negeri di Kabupaten Madiun diberi amanat anggaran pada DIPA tahun 2005 untuk menyelenggarakan  peningkatan kualitas SDM pendidik dan tenaga pendidik berupa kegiatan Bimtek, Diklat pada Program yang bernama Bantuan Operasional Managemen Mutu (BOMM) Madrasah yang dalam pelaksanaannya melibatkan sebagian besar guru-guru Madrasah Negeri dilingkup Departemen Agama Kabupaten Madiun. Pada saat itu, kegiatan sejenis ini mesti dilakukan di Balai Diklat PTK Surabaya.

Selanjutnya dengan adanya Keputusan  Menteri Agama Republik Indonesia Nomor: 673 tahun 2016 Madrasah Aliyah Negeri Dolopo  berubah nama menjadi Madrasah Aliyah Negeri 3 Madiun.

Pendidik dan Tenaga Kependidikan Madrasah

Jumlah seluruh Pendidik dan Tenaga Kependidikan MAN 3 Madiun sebanyak 43 orang terdiri dari 32 orang guru, 6 orang pegawai administrasi, 3 orang satpam, dan 2 orang petugas kebersihan.

1. Daftar Pendidik MAN 3 Madiun

Daftar Tenaga Kependidikan MAN 3 Madiun

1. Daftar Petugas Security ( Satpam )

  Daftar Petugas Kebersihan